Kamis, 22 Oktober 2015

polusi udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka

Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.[butuh rujukan]

Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Peningkatan suhu rata-rata bumi
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.


Untuk mengurangi dampak yang terjadi karena polusi asap maka kita sebagai manusia wajib melestarikan lingkungan dengan menjaga pertumbuhan pohon agar tercipta udara yang sehat dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap.

Ekologi Tumbuhan

       Ekologi tumbuhan berusaha menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan individu, populasi dan komunitas, ketiga tingkatan utama itu membentuk sistem ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan. Setiap tingkatan bersifat nyata dan  tidak bersifat hipotetik seperti spesis, jadi dapat diukur serta diobservasi struktur dan operasionalnya. Individu dan populasi tidak terpisah-pisah,  keduanya membentuk asosiasi dan organisasi dalam  pemanfaatan energi dan materi membentuk suatu  masyarakat atau  komunitas dan  berintegrasi dengan faktor lingkungan disekitarnya membentuk ekosistem.

     Berdasarkan tingkatan  integrasinya, secara ilmu kajian ekologi tumbuhan dibagi dalam dua pendekatan, yaitu sinekologi dan autekologi. Sinekologi, falsafah dasarnya adalah tumbuhan secara keseluruhan merupakan kesatuan yang dinamis. Kelompok tumbuhan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu keluar masuknya unsur-unsur tumbuhan dan turun naiknya berbagai variabel lingkungan hidup. Komunitas tumbuhan (vegetasi) dianggap suatu organisme utuh yang bisa lahir, tumbuh, matang dan akhirnya mati.

    Bidang kajian utamanya adalah klasifikasi komunitas tumbuhan dan analisis ekosistem. Autekologi, falsafah dasar dasarnya adalah tumbuhan sebagai ukuran yang menggambarkan kondisi lingkungan sekitarnya.

    Menurut Clements setiap tumbuhan merupakan alat pengukur keadaan lingkungan hidup sekitarnya, khususnya iklim dan tanah. Bidang tersebut melahirkan kajian tentang tumbuhan sebagai indikator alam atau lingkungan hidup dan dikenal dengan ekologi fisiologi (ekofisiologi).


         Berdasarkan penjelasan diatas, telah diketahui bahwa pada umumnya ekologi juga dapat dibagi  menurut garis-garis taksonomi, misalnya ekologi fisiologi, ekologi tumbuhan, ekologi hewan, dan ekologi jasad renik.

       

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=fo-G8Q4gqnw

Senin, 19 Oktober 2015

Minyak Kelapa Sawit (Sumber Daya Alam)


          Karena terlalu seringnya eksploitasi dari Kelapa Sawit tersebut tersembunyi dampak negatif yang mungkin banyak orng yang belum mengetahuinya seperti penggundulan hutan yang menyebabkan hilangnnya habitat hewan hewan yang dilindungi seperti harimau sumatra, gajah, orang utan dan masih banyak lagi. Hal ini bisa mempengaruhi rantai makanan yang ada bila sampai ada satu spesies yang punah maka rantai makanan yang ada juga bisa di pastikan menjadi tidak seimbang.
          Dalam kehidupan banyak sumber daya alam yang di manfaatkan manusia untuk keperluan sehari hari contohnya ialah Kelapa Sawit yang di ambil minyaknya. Minyak Kelapa Sawit biasa di gunakan sebagai bahan pembuatan  sabun, deterjen, kosmetik, biskuit, es krim, coklat dan bahkan biofuel. Di samping banyak manfaatnya Kelapa Sawit adalah sumber daya alam yang paling banyak di eksploitasi.




          Selain dari hilangnya habitat hewan langka dampak negatif dari pengeksploitasian hutan Kelapa Sawit ialah terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim ini terjadi karena terjadi pemanasan global efek rumah kaca juga.

          Untuk mencegah terjadinya efek yang lebih parah lagi seharusnya kita sudah mulai peduli dengan hal ini dengan melakukan pencegahan eksploitasi berlebihan dari oknum yang tidak bertanggung jawab supaya tidak terjadi punahnya hewan langka yang ada dan tidak terjadi lagi perubahan iklim yang ekstrim lagi.



Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=e7AoqlnH8qU