Jumat, 27 November 2015

Penduduk Indonesia dan Asap Sumatra




                Seperti yang kita ketahui bahwa belum lama ini terjadi bencana yang dapat menyebabkan dampak penginfeksian pada paru – paru . Kombinasi kebakaran hutan dan musim kemarau menyebabkan polusi asap terjadi hampir setiap tahun di Indonesia, terutama di provinsi-provinsi yang pembakaran lahan ilegal dilakukan secara rutin untuk melakukan peladangan. Pembebasan lahan untuk ditanami kelapa sawit merupakan salah satunya. Hampir sepanjang tahun hal ini berkontribusi besar pada jumlah polusi yang dihasilkan.





Dampak lain dari kebakaran hutan di sumatra ini ialah Sekolah-sekolah di Kota Pekanbaru, Riau terpaksa meliburkan siswa untuk menghindari bahaya kesehatan untuk siswa. Pada 15 September 2015, pemerintah di Malaysia memerintahkan penutupan sekolah-sekolah di Kuala Lumpur, Selangor, Melaka dan Negeri Sembilan. Pada tanggal 14 September 2015, 70 penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau dibatalkan karena kabut asap. Walaupun demikian otoritas bandar udara belum menutup seluruh aktivitas bandar udara. Polusi asap menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan "setiap hari" di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur.


                Menurut pandangan saya seharusnya pemerintah melakukan tindakan untuk segera melakukan penghilangan kabur asap dengan cara upaya darurat berupa penyemaian bibit hujan buatan sehingga ketika hujan turun maka asap yang ada akan sedikit hilang. Lalu setelah itu lakukan pelestarian hutan agar tidak terjadi kejadian itu berikutnya.